Monday, June 12, 2017

Fenomena Mimpi Yang Menjadi Kenyataan - Pernahkah Anda Mengalaminya?

Pernahkah kalian bermimpi pada suatu hari dan mimpi kalian menjadi kenyataan pada hari berikutnya ? Pernahkah kalian memimpikan terjadinya sebuah bencana dan bencana tersebut benar-benar terjadi pada hari-hari berikutnya ? Fenomena inilah yang disebut precognitive dream, mimpi yang berubah menjadi kenyataan. 

Fenomena ini memang tidak akan bisa dipahami sepenuhnya dari segi sains. Karena itu, ketika menulis soal ini, kebanyakan sumber yang saya temukan adalah situs new age atau paranormal. Jadi, jangan berharap tulisan ini dapat menjawab semua pertanyaan yang kalian miliki mengenai fenomena ini.



Saya akan mulai dari definisinya.

Precognitive Dream adalah sebuah mimpi yang memberikan kepada seseorang informasi mengenai apa yang akan terjadi di masa depan.

Dengan kata lain, mimpi ini memiliki sifat meramalkan.

Precognitive Dream dan Manusia
Kebanyakan mimpi yang bersifat ramalan ini berkaitan dengan bencana, perang, pembunuhan, kecelakaan, bahkan kuda pacu yang akan keluar sebagai pemenang. Namun, kadang hanya berhubungan dengan hal-hal kecil yang terjadi di kemudian hari.

Oh ya, jika saya berbicara mengenai precognitive dream, saya tidak sedang berbicara mengenai kemampuan khusus yang dimiliki oleh paranormal. Saya berbicara mengenai pengalaman yang dialami oleh sebagian besar manusia di bumi ini, termasuk anda dan saya.

Pada konferensi Association for the Study of DreamsRobert Waggoner, seorang psikolog dan peneliti mimpi, mengatakan bahwa precognitive dream mengabaikan status, jabatan, budaya dan agama.

Karena itu, siapa saja di dunia ini, selama ia adalah manusia dan masih hidup pasti bisa mengalaminya. Yang berbeda hanyalah intensitas pengalaman tersebut.

Sebuah studi yang dilakukan oleh universitas Baylor menemukan bahwa 52 persen masyarakat percaya dengan precognitive dream. Bahkan sebuah survei pernah menemukan adanya 66 persen responden yang mengalami precognitive dream yang akurat.

Dalam sejarah, Abaham Lincoln pernah bermimpi melihat tubuhnya terbaring di sebuah peti mati, dua minggu sebelum pembunuhannya. Lalu seorang insinyur dari Inggris bernama John Dunne pernah memimpikan mengenai letusan sebuah gunung api di Perancis yang kemudian menjadi kenyataan.

Kategori Precognitive Dream

Menurut para peneliti yang sebagian besar adalah psikolog, tidak semua mimpi yang menjadi kenyataan dapat disebut sebagai precognitive. Untuk memenuhi syarat sebagai precognitive, maka mimpi yang menjadi kenyataan itu TIDAK BOLEH memenuhi empat unsur di bawah ini, yaitu :

  1. Menjadi nyata karena probabilitas

  2. Sang pemimpi sudah mengetahui peristiwa tersebut akan terjadi.

  3. Self fulfilling prophecy

  4. Pengaruh Telepati


Akan saya jelaskan dibawah ini :

Menjadi nyata karena probabilitas.
Contohnya, kita membaca berita bahwa 3 hari lagi akan diadakan demo besar-besaran. Lalu malamnya, kita bermimpi mengenai demo tersebut dan kita melihat terjadinya aksi lempar-lemparan batu antara pendemo dengan polisi.

3 Hari kemudian, memang ada demo besar-besaran dan terjadi aksi lempar-lemparan batu.

Mimpi kita menjadi kenyataan, namun tidak bisa disebut precognitive karena probabilitas terjadinya aksi anarki pada demo sangat tinggi.

Sang pemimpi sudah mengetahui mengenai kejadian tersebut.
Syarat ini memiliki contoh sama seperti di atas. Kita telah mengetahui akan terjadi demo sebelumnya. Karena itu, ketika kita memimpikannya, kita tidak bisa menyebutnya sebagai precognitive.

Self fulfilling prophecy
Self Fulfilling prophecy (Ramalan yang dipenuhi sendiri) adalah sebuah prediksi yang secara langsung ataupun tidak langsung menyebabkannya menjadi kenyataan.

Misalnya, ada sebuah ramalan palsu yang diberitakan. Namun ketika ia dideklarasikan sebagai ramalan sejati, maka deklarasi ini mungkin akan mempengaruhi orang-orang untuk membuatnya menjadi kenyataan.

Contoh paling sederhana adalah rumor.

Misalnya, di masyarakat beredar sebuah rumor bahwa bank enigmus (misalnya) mengalami kesulitan likuiditas dan mungkin akan ditutup oleh pemerintah. Padahal kenyataannya bank enigmus sama sekali tidak mengalami kesulitan keuangan apapun. Rumor itu dihembuskan oleh para pesaingnya untuk menjatuhkan reputasi bank tersebut. Lalu para nasabah yang jumlahnya banyak menjadi khawatir dengan rumor tersebut dan segera berbondong-bondong ke bank untuk menarik simpanan mereka.

Tebak, apa yang terjadi selanjutnya ?

Bank enigmus yang baik-baik saja mengalami kolaps karena penarikan dana secara besar-besaran. Bank enigmus pun dilikuidasi (atau di bail out) oleh pemerintah. Dan nasabah pun akan berkata,"Ternyata rumor tersebut benar !"

Inilah self fulfilling prophecy.

Jadi, Jika kalian memimpikan sebuah peristiwa dan turut serta dalam menjadikannya kenyataan, maka jelas itu bukan precognitive.

Pengaruh telepati
Sigmund Freud, bapa psikoanalisa pernah mempelajari hubungan antara mimpi dan pikiran bawah sadar. Ia pernah berkata "Adalah sebuah fakta yang tidak terbantahkan bahwa tidur merupakan kondisi yang sangat baik untuk telepati."

Percaya atau tidak, pernyataan ini terbukti dari banyak eksperimen. Salah satunya adalah eksperimen yang dilakukan oleh psikiater Italia bernama GC Ermacora dimana Ia berhasil memberikan pesan kepada seseorang yang sedang tertidur dan bermimpi.

Jadi, dengan kata lain, mimpi seseorang bisa dipengaruhi oleh telepati. Tentu saja, jika mimpi yang dialami berasal dari pengaruh telepati, maka mimpi tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai precognitive.

Precognitive Dream dan Tekanan Psikologi
"Para pemimpi yang mendapatkan mimpi precognitive sering mengatakan bahwa mereka merasakan perasaan yang berbeda ketika mendapatkan mimpi itu dibanding dengan mimpi biasa." Kata EW Kellog III.Ph.D.

Mereka juga akan menjadi sangat terganggu. Banyak juga yang melaporkan perasaan yang sangat nyata setelah terbangun dan bahkan mereka benar-benar percaya bahwa mimpi itu akan segera terjadi.

Pemimpi yang lain mengatakan bahwa ingatan akan mimpi itu biasanya melekat terus di dalam pikiran mereka selama bertahun-tahun. Karena itulah, banyak pemimpi precognitive yang depresi. Mereka ketakutan karena berpikir bahwa sebuah kecelakaan terjadi karena mereka memimpikannya atau memikirkannya.

Namun ketakutan ini tidak beralasan karena precognitive dream TIDAK menyebabkan sesuatu terjadi. Precognitive dream HANYA menerima informasi mengenai apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Siapa yang biasa mengalaminya ?

Hasil uji scan terhadap otak menunjukkan bahwa manisfestasi precognition berasal dari bagian otak yang mengontrol emosi. Pada individu yang memiliki emosi yang lebih terkendali, akurasi precognition juga menjadi lebih tinggi.

Studi terbaru juga menunjukkan bahwa individu yang kreatif menunjukkan akurasi yang lebih tinggi atas uji precognitive.

Lalu, pada artikel berjudul "Time : Exploring the Unexplained", penelitian menunjukkan bahwa mereka yang secara aktif dan teratur mengikuti disiplin mental seperti yoga dan meditasi juga memiliki tingkat akurasi precognitive yang tinggi.

Dari hasil studi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pemimpi precognitive jelas bukan orang gila atau orang aneh, melainkan orang yang memiliki emosi yang terkendali dan kreatif.

Mendengar ini, mungkin kalian akan menjadi sedikit bangga menjadi seorangprecog dreamer.

Teori-teori precognitive
Precognitive dream adalah sebuah fenomena yang belum bisa dijelaskan oleh sains secara sempurna. Walaupun begitu, ketertarikan akan subyek ini telah bermula sejak masa Aristoteles. Pada masa yang lebih modern sekarang ini, beberapa teori sains lahir untuk menjelaskan, atau paling tidak, memberikan sedikit gambaran mengenai fenomena ini. Ini diantara teori-teori tersebut yang saya anggap cukup menarik.

Teori Frekuensi
Sebelum terjadi gempa, hewan-hewan akan berlarian keluar. Para ilmuwan percaya bahwa pergeseran lempeng bumi telah menciptakan frekuensi yang dapat ditangkap oleh otak hewan. Bumi, dalam kondisi normal memiliki frekuensi sekitar 7,83 hertz. Seseorang (atau hewan) yang selaras dengan frekuensi tersebut dapat merasakan perubahan itu, karena itu mereka berlarian keluar.

Berdasarkan argumen ini, lahirlah teori frekuensi. Menurut teori ini, selama bermimpi, pikiran bawah sadar kita mulai terbebas dari belenggu pikiran sadar dan mulai dapat mengontrol bagian otak yang mengatur intuisi dan emosi. Dan hasilnya adalah "tune in" dengan frekuensi yang lain yang menyebabkan terjadinya precognitive dream.

Masalahnya dengan teori ini adalah, apakah "waktu masa depan" memiliki frekuensinya sendiri ?

Sains tidak bisa menjawab ini.

Law of Large Numbers
Teori ini diajukan oleh seorang skeptis bernama Robert Todd Carroll, penulis buku "The Skeptic's Dictionary'. Ia mengatakannya sebagai berikut :


"Katakanlah, kemungkinannya adalah satu juta banding satu ketika seorang individu memimpikan sebuah pesawat jatuh dan keesokan harinya sebuah pesawat benar-benar jatuh. Dengan adanya 6 milyar manusia yang memiliki sekitar 250 tema mimpi yang berbeda setiap malam, maka pastilah akan ada sekitar 1,5 juta manusia dalam sehari yang memiliki mimpi yang sepertinya bersifat meramalkan."

Bagi Robert, precognitive dream hanyalah sebuah kebetulan atau sebuah probabilitas yang muncul karena hukum statistik.

Teori ini, sejalan dengan argumen lain yang menyebutkan bahwa keberhasilan precognitive dream sebenarnya terjadi karena bias memori.

Bias Memori
Artinya, Memori kita hanya akan mengingat mimpi yang menjadi kenyataan dan melupakan mimpi yang tidak menjadi kenyataan.

Ketika sebuah peristiwa terjadi, otomatis, sang pemimpi hanya mengingat mimpinya yang akurat dan ia akan berkata,"Aku sudah pernah memimpikannya !" Tapi ketika mimpi itu tidak menjadi kenyataan, ia akan segera melupakan mimpi tersebut.

Teori ini mungkin ada benarnya juga. Dalam salah satu eksperimen, subyek diminta untuk menulis mimpi mereka dalam sebuah buku catatan. Hal ini dilakukan untuk mencegah memori selektif bekerja. Setelah dibandingkan dengan peristiwa nyata, mimpi yang tercatat tersebut sepertinya kehilangan akurasinya.

Kesimpulannya, kita bermimpi banyak. Banyak yang tidak akurat dan sebagian akurat. Semuanya hanyalah kebetulan semata.

Ya, saya tahu, kalian tidak puas dengan teori-teori ini. Tapi memang sains tidak bisa menjelaskan fenomena ini dengan sempurna. Mau apa lagi ?

Sekarang, setelah sedikit mengasah otak dengan beberapa teori yang rumit, kita akan masuk ke dalam pertanyaan terpentingnya, yaitu : why me ?

Mengapa precognitive dream terjadi ?
Ini adalah pertanyaan yang banyak ditanya oleh para pemimpi precognitive.

Sekali lagi, para peneliti tidak memiliki jawaban yang pasti. Mereka hanya mengatakan, Mungkin mimpi itu terjadi sebagai bagian dari mekanisme pertahanan hidup manusia. Dengan suatu cara, mereka diingatkan akan bahaya yang akan datang. Banyak kesaksian yang menyebutkan adanya perubahan jadwal perjalanan tiba-tiba yang menyelamatkan seseorang dari bencana - Ingat film Final Destination.

Lalu, kalian mungkin akan berkata,"Ya, itu mimpi yang berkaitan dengan diri kita sendiri. Bagaimana dengan mimpi yang berkaitan dengan orang lain ? Bagaimana jika saya memimpikan mengenai kecelakaan yang akan dialami oleh sahabat saya ?"

Saya tidak menemukan jawaban pertanyaan ini dari para ilmuwan. Tapi jika kalian bertanya kepada saya, maka saya akan menjawab :

"Tuhan ingin memakai kalian untuk memperingatkan mereka. Jadi, angkat teleponmu dan hubungi dia !"

Precognitive Dream - Last Words
Kita bukan sebuah robot yang terdiri dari mesin-mesin mekanis. Kita adalah manusia yang terdiri dari darah, daging dan roh. Karena itu, manusia disebut juga makhluk spiritual.

Siapa yang bisa mengambil roh manusia dan menelitinya di bawah mikroskop ?

Sebagai makhluk spiritual, adalah hal yang wajar jika kita mengalami beberapa pengalaman spiritual. Jika kita bisa memahami ini dan menerimanya apa adanya, maka mungkin kita bisa menjadi lebih tenang dan bahagia.

Dalam kasus precognitive dream, saya lebih suka menganggapnya sebagai wilayah spiritual dibanding sains.

Just food for thought :)

source: http://www.enigmablogger.com
(wikipediapsychic-abilities.suite101.com)

Apakah Kemampuan Telekinesis Benar-benar Ada?

"Those who believe in Telekinesis, Raise My Hand"

--Kurt Vonnegut. Jr--




Dari antara banyak kemampuan unik manusia, Telekinesis adalah salah satu yang paling kontroversial. Berbeda dengan telepati yang lebih bisa diterima di kalangan sains, telekinesis masih dianggap sebagai salah satu fenomena yang tidak bisa dibuktikan secara sains, walaupun keberadaannya cukup diterima oleh banyak ilmuwan lainnya.

Banyak orang percaya kalau kemampuan telekinesis tidak lebih dari sebuah kekuatan supranatural yang berkaitan dengan aktifitas iblis. Sebagian lagi menolak anggapan itu dan percaya kalau manusia sesungguhnya diciptakan dengan menyimpan potensi kekuatan paranormal yang menunggu untuk dibangkitkan.

Sekarang, kita akan melihat bagaimana telekinesis mewarnai dunia sains dan bagaimana kontroversi yang ditimbulkannya.

Psychokinesis/Telekinesis
Istilah Telekinesis pertama kali digunakan pada tahun 1890 oleh seorang peneliti paranormal Rusia bernama Alexander N. Aksakof. Pada tahun 1914, istilah Psychokinesis digunakan oleh penulis Amerika bernama Henry Holt yang kemudian diadopsi oleh sahabatnya, paranormal Amerika bernama J.B. Rhine pada tahun 1934, untuk merujuk kepada kemampuan mengubah hasil lemparan dadu.

Sejak itu, dua sebutan ini sama-sama digunakan untuk menyebut kemampuan yang sama, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pergerakan sebuah benda dari jarak jauh. Ini bisa meliputi mengangkat, menggetarkan, membengkokkan, mematahkan atau menggerakkan benda hingga mengangkat diri sendiri melayang di udara (levitation).

Para peneliti dari komunitas parapsikologi lebih suka menggunakan istilah Psychokinesis, sementara budaya populer seperti film dan buku lebih suka menggunakan istilah telekinesis.

Konsep Psychokinesis (PK)

Konsep yang ada di balik Psychokinesis/Telekinesis adalah argumen kalau semua benda memiliki energi. Ini membuat kita dapat menggerakkan benda tersebut dengan cara menghubungkan energi mental kita dengan energi benda tersebut.

Dengan latihan konsentrasi yang cukup rumit, seseorang disebut mampu membangkitkan kekuatan itu, mulai dari menggerakkan hal-hal yang kecil seperti atom (Mikro PK) hingga hal-hal yang lebih besar seperti sendok (Makro PK).

Salah satu eksperimen yang berkaitan dengan mikro PK pernah dilakukan di ruang bawah tanah Varian Physics Building di Stanford University. Pada waktu itu, subjek eksperimen adalah seorang paranormal ternama bernamaIngo Swann. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengetahui apakah Ingo dapat mempengaruhi medan magnet yang diciptakan di dalam sebuah ruangan tertutup di bawah lantai gedung.

Ketika Ingo mulai memfokuskan pikirannya pada medan magnet tersebut, frekuensi osilasi pada magnetometer menjadi berlipat ganda selama sekitar 30 detik. Walaupun Ingo gagal mematikan medan magnet tersebut, namun eksperimen ini dianggap berhasil membuktikan adanya kemampuan Psychokinesis Mikro pada manusia.

Ingo Swann kemudian menjadi salah seorang yang memegang peranan penting dalam proyek Stargate militer Amerika. Kalian bisa membaca mengenainyadisini.

Lalu, bagaimana dengan Psychokinesis Makro?

Para Saksi Psychokinesis Makro
Michael Crichton, seorang penulis berkebangsaan Amerika yang menulis novel laris Jurrasic Park mengklaim kalau ia pernah berhasil membengkokkan sendok dengan pikirannya ketika ia sedang mengunjungi sebuah "Pesta membengkokkan sendok". Ia mendeskripsikan pengalamannya ini dalam bukunya yang berjudul Travels yang terbit tahun 1988:

"Saya melihat ke bawah. sendok itu mulai membengkok. Saya bahkan tidak menyadarinya sebelumnya. Logam itu menjadi lembut seperti sebuah plastik yang lunak. Sendok itu tidak memanas sama sekali, hanya sedikit menghangat. Lalu, saya bisa membengkokkan mulut sendok itu hanya dengan menggunakan ujung jari saya. Ini tidak membutuhkan tenaga sama sekali. Saya menyingkirkan sendok itu, lalu mencobanya lagi dengan sebuah garpu. Setelah menggosok beberapa lama, garpu itu membengkok seperti pretzel. Sangat mudah. Saya melihat ke sekeliling ruangan dan melihat anak-anak kecil berusia delapan atau sembilan tahun membengkokkan logam-logam besar. Ini bukan rekayasa karena mereka tidak bermaksud untuk menipu siapa-siapa."

Namun, Crichton mengakui kalau ia juga tidak mengetahui mengapa sendok itu bisa membengkok.

Peneliti senior di Institute of Noetic Sciences bernama Dean Radin juga mengklaim kalau ia berhasil membengkokkan sebuah sendok dengan kekuatan pikiran ketika sedang mengadakan eksperimen bersama rekan-rekan lainnya.

Institute of Noetic Sciences sendiri adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh astronot Edgar Mitchell dan investor bernama Paul N. Temple yang bertujuan untuk meneliti potensi tersembunyi manusia. Subjek penelitian mereka termasuk diantaranya meditasi, kemampuan paranormal, penyembuhan alternatif dan lainnya. Insititute ini menjadi populer ketika Dan Brown mengangkatnya dalam novelnya The Lost Symbol.
Mengenai Psychokinesis, Radin mengatakan:

"Mungkin dalam 50 tahun ke depan, kita akan menggunakan psychokinesis untuk membuka pintu garasi kita atau mengubah saluran televisi kita."

Selain Crichton dan Radin, seorang profesor dari Boston University bernamaRobert M. Scoch juga percaya dengan keberadaan kemampuan ini. Ia bercerita kalau ia pernah melihat sebuah buku meloncat dari raknya ketika ia sedang berada di sebuah ruangan yang di dalamnya juga ada seorang ahli telekinesis wanita.

Uri Geller dan Nina KulaginaJika kita berbicara mengenai Psychokinesis, maka kita harus menyinggung nama Uri Geller, yang mungkin adalah ahli telekinetik yang paling ternama di dunia.

Geller lahir pada tanggal 20 Desember 1946 di Tel Aviv, Israel, dan saat ini menetap di Inggris. Ia mengklaim memiliki kemampuan psychokinesis. Atraksinya yang paling terkenal adalah membengkokkan sendok.

Selama beberapa dekade, Geller membangun karirnya yang gemerlap berdasarkan kemampuannya ini. Ia muncul di berbagai televisi dan majalah di dunia dan berteman dengan banyak selebritis dunia seperti Michael Jackson.

Luar biasanya, Geller mengklaim kalau kekuatan yang dimilikinya berasal dari makhluk ekstra terestrial. Pada tahun 1975, dua ilmuwan bernama Russel Targdan Harold Puthoff dari Stanford Research Institute yang meneliti Geller yakin kalau kemampuan paranormal yang dimilikinya asli.

Tidak bisa disangkal, keberadaan Uri Geller turut membuat para peneliti lebih tertarik menyelidiki fenomena telekinesis.

Selain Geller, tokoh lain yang cukup ternama dalam hubungannya dengan telekinesis adalah seorang paranormal dari Sovyet bernama Nina Kulagina(1926-1990). Pada tahun 1960an, sebuah film hitam putih yang menunjukkan Nina menggerakan sebuah objek tanpa menyentuhnya dipertontonkan ke publik dan segera menimbulkan gairah baru dalam dunia parapsikologi.


Dalam eksperimen lain, Nina mampu memisahkan putih dan kuning telur hanya dengan melihatnya. Lalu ia juga berhasil menghentikan detak jantung seekor kodok dari jarak jauh. Nina mengaku kalau ia memperoleh kemampuan itu dari ibunya dan mulai menyadarinya ketika ia melihat benda-benda di sekitarnya bergerak ketika ia marah.

Namun, para peneliti membutuhkan bukti yang lebih solid dibanding sekedar sebuah film.

Bukti Ilmiah dan kejatuhan Uri Geller

Pada masa kini, ketika sulap menjadi tontonan sehari-hari, atraksi membengkokkan sendok menjadi sesuatu yang umum bagi kita. Tetapi, dalam atraksi semacam ini, properti yang digunakan adalah properti sang pesulap. Jika kita memberikan properti yang lain, bisakah mereka melakukan atraksi yang sama?

Pertanyaan inilah yang kemudian digunakan oleh para skeptik untuk membuktikan klaim mereka yang mengaku memiliki kekuatan Psychokinesis. Karena kehidupan Nina Kulagina sebagian besar dihabiskan di Sovyet, para skeptik mengalihkan sasaran mereka kepada sang selebritis psychokinesis, yaitu Uri Geller.

Jika dari awal Geller hanya mengklaim sebagai pesulap, mungkin para skeptis tidak akan terlalu memusingkan dirinya. Namun, karena ia mengklaim memiliki kemampuan supranatural atau Psychokinesis yang didapat dari ekstra terestrial, ceritanya menjadi lain.

Karena itu, para skeptik berusaha mati-matian untuk menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan: Apakah Uri Geller benar-benar memiliki kemampuan Psychokinesis ataukah ia hanya menggunakan trik sulap belaka?

Salah satu skeptik yang berusaha membongkar rahasia Geller adalah James randi.

Pada tahun 1973, Geller diundang ke acara talk show bernama "Tonight Show" yang dibawakan oleh Johny Carson. Carson sendiri pernah menjadi pesulap amatir. Tanpa diketahui oleh Geller, Carson meminta bantuan James Randi, yang juga seorang pesulap, untuk mencari cara agar Geller tidak bisa melakukan trik-trik sulap dalam melakukan aksinya.

Randi menjelaskan:

"Saya diminta untuk mencegah usaha rekayasa. Jadi saya meminta mereka untuk menyediakan properti mereka sendiri dan tidak membiarkan Geller atau anggota timnya untuk mendekati atau menyentuh properti itu."

Ketika acara dimulai, sejumlah gelas disusun di atas meja. Salah satunya berisi air. kemudian Geller diminta untuk menebak gelas mana yang berisi air. Atraksi ini disebut Hand Dowsing.

Geller gagal melakukan aksinya. Lihat videonya disini.

Acara tahun 1973 itu dianggap sebagai awal kejatuhannya.

Pada tahun 1996, Geller sedang berada di sebuah acara bernama Noel's House Party. Tanpa diketahui Geller, sebuah kamera tersembunyi ditempatkan di ruangan itu. Lalu, ketika saatnya Geller diminta melakukan aksi membengkokkan sendok, ia tertangkap kamera itu sedang membengkokkan sendok dengan kedua tangannya sambil berdiri, lalu menunjukkan kalau seakan-akan ia telah membengkokkannya dengan pikiran.

Terungkapnya berbagai trik ini membuat seorang pengusaha bernama Gerald Fleming menawarkan hadiah 250.000 poundsterling jika Geller dapat membengkokkan sendok dalam kondisi yang diatur oleh orang lain. Hadiah ini masih belum diklaim oleh Geller hingga saat ini.

James Randi bahkan bertindak lebih jauh. Ia menawarkan hadiah 1.000.000 dolar Amerika jika ada orang yang bisa melakukan psychokinesis atau kemampuan paranormal lainnya dalam kondisi yang telah disepakati bersama. Hadiah ini pun belum berhasil diklaim oleh siapapun hingga saat ini.

Ketiadaan bukti ini juga dikonfirmasi oleh United States National Academy of Sciences yang menyelidiki fenomena Psychokinesis atas permintaan Institut penelitian militer Amerika. Pada tahun 1986, mereka menyimpulkan kalau tidak ditemukan adanya bukti ilmiah mengenai keberadaan kemampuan psychokinesis pada manusia.

Bisakah kita membuktikannya?
Secara pribadi, saya percaya dengan keberadaan kemampuan ini. Namun, pertanyaannya adalah: bisakah kita membuktikannya secara ilmiah?

Dapatkah kita mengklaim kalau telekinesis adalah kemampuan alami manusia yang tersembunyi?

Jika dapat, maka pertanyaan selanjutnya adalah: Bisakah kita melakukannya dalam kondisi yang telah diatur oleh pihak lain?

Ataukah kemampuan telekinesis memang berhubungan dengan kemampuan supranatural yang berhubungan dengan aktifitas roh? Bukankah roh bisa menggerakkan benda seperti yang terlihat di fenomena poltergeist? Jika ini kasusnya, maka saya rasa, wajar jika kita tidak bisa membuktikannya secara ilmiah.

Hadiah 1.000.000 dolar yang dijanjikan James Randy Foundation masih berlaku hingga saat ini. Jika kalian merasa memiliki kemampuan paranormal atau Psychokinesis yang sejati, kalian bisa menghubungi James Randi untuk menunjukkan kemampuan kalian. Mungkin kalian bisa memenangkan hadiah tersebut dan menjadi milyarder yang baru.

source: http://www.enigmablogger.com


Apakah di dunia ini kita memiliki "kembaran"? - Temukan Jawabannya


Kalian sedang berjalan di sebuah Mal. Tiba-tiba, kalian melihat seorang teman berdiri di hadapan sebuah etalase. Kalian berteriak memanggil namanya. Ia menoleh, lalu kalian sadar kalau orang tersebut ternyata bukan teman yang kalian maksud walaupun memiliki wajah yang sangat mirip.



Max Galuppo adalah seorang pria tinggi, berewokan dan berbadan gempal. Usianya baru 20 tahun dan ia kuliah di Temple University, Philadelphia. Hidupnya berjalan seperti biasa saja sampai ia menemukan potret dirinya terpampang di Philadelphia Museum of Art. 



Tergantung di dinding, sebuah lukisan besar dengan objek seorang pria berdiri dengan satu tangan di pinggang. 


Galuppo takjub sekaligus heran ketika melihat wajah pria tersebut sangat menyerupai dirinya. Galuppo berani bersumpah kalau ia tidak pernah menjadi model sebuah lukisan, apalagi hanya dengan mengenakan kaos hitam dan celana pendek ketat berwarna merah. 




Bukan hanya itu, Galuppo semakin takjub ketika menemukan fakta bahwa lukisan yang berjudul "Portrait of a Nobleman with Dueling Gauntlet" tersebut ternyata dibuat pada tahun 1562 di Italia. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? 


Pada abad Holywood dan teori konspirasi ini, teorinya bisa bermacam-macam. Seorang blogger misteri yang imajinatif dan gandrung dengan analisa mungkin akan mengajukan 2 teori yang dianggap paling mungkin, yaitu Galuppo adalah seorang Vampire atau seorang Time Traveler



Mendengar dua kemungkinan tersebut, mungkin diantara kalian akan ada yang segera menimpali dan berkata: "Bro enigma, sebelum kamu lanjutkan, tidak adakah penjelasan yang lebih sederhana untuk saya yang sukar memahami sains di balik Vampire dan Time Traveler?


Sebenarnya ada. 



Saya tahu, kita selalu ingin melihat segala sesuatu dalam kacamata misteri.Terpengaruh oleh keinginan yang kuat untuk menganalisa apapun yang kita jumpai, kita seringkali lupa kalau penjelasan yang paling sederhana biasanya adalah yang paling mungkin



Dalam kasus Galuppo, penjelasan yang paling mungkin adalah: Semua ini hanyalah kebetulan.


Tidak ada Time Traveler, tidak ada Vampire. Yang ada hanyalah seorang pria yang hidup pada abad pertengahan dan seorang mahasiswa abad ke-21 dari Philadelphia yang kebetulan memiliki wajah yang mirip. 


Manusia memiliki gen yang sama. Namun dalam gen tersebut, terdapat instruksi berbeda yang membuat setiap manusia, bahkan yang paling mirip sekalipun, memiliki perbedaan. Warna rambut, warna kulit, bentuk wajah, bentuk telinga ataupun ciri-ciri lain, semuanya dibentuk oleh instruksi genetik ini. 


Saat ini populasi manusia di dunia sudah menyentuh angka 7 milyar. Wajar jika ada beberapa manusia yang memiliki wajah yang sangat mirip. Ada yang menyebutkan kalau kita memiliki 7 kembaran. Ada yang mengatakan 9. Namun tidak ada yang pernah benar-benar menelitinya. Bagi sains, kesamaan dalam wajah manusia adalah hal yang wajar. 



Kesamaan ini juga bisa kita jumpai pada musik. Hanya ada 7 not dasar, namun dari sini jutaan lagu tercipta. Jika kita menemukan satu atau dua yang mirip, maka hal itu bukanlah sesuatu yang aneh.


Jika kita menghitung populasi manusia mulai dari titik nol maka probabilitas kesamaan itu semakin meningkat. Population Reference Bureau, sebuah organisasi yang meneliti soal populasi dari Amerika, pernah membuat sebuah hitungan kasar mengenai total populasi manusia yang pernah lahir ke dunia ini. 


Dengan menggunakan asumsi kalau pasangan manusia pertama (dua orang) di dunia ini ada sejak tahun 50.000 Sebelum Masehi, maka total jumlah manusia yang pernah lahir ke dunia ini adalah 107.602.707.791. Atau lebih dari 107 milyar. 


Dengan kata lain, bukanlah sesuatu yang aneh jika kita menemukan orang lain di masa lampau memiliki kemiripan wajah dengan kita. 


Apalagi dalam kasus Galuppo. 



Ketika ia meneliti lebih jauh tentang silsilah keluarganya, ia menemukan kalau keluarga dari pihak ayahnya berasal dari Florence, hanya berjarak sekitar 10 mil dari kota Emilia, tempat lukisan itu dibuat. Ada kemungkinan kalau pria di dalam lukisan tersebut memang memiliki hubungan darah dengannya. 


Francois Brunelle, seorang fotografer dari Kanada pernah membuat sebuah proyek untuk menemukan orang-orang yang mirip di dunia ini (Media menyebutnya doppleganger - sebuah istilah yang sebenarnya kurang tepat untuk diterapkan dalam kasus ini). 


Brunelle menemukan banyak orang yang tidak memiliki hubungan darah, namun memiliki kesamaan wajah yang menakjubkan. Misalnya, Sophie Cadieux, 29 tahun, dan Catherine Trudeau, 31 tahun. Keduanya aktris dari Kanada. 


"Lucunya, orang-orang seringkali menganggap kami adalah orang yang sama." kata Trudeau. "Lagipula kami berdua sama-sama aktris." Lanjut Cadieux. 






Mereka berdua terlihat takjub dengan kesamaan itu. 



Namun terkadang orang lain bisa memiliki respon yang berbeda dengan Cadieux dan Trudeau. Brunelle menceritakan kalau ada orang yang kemudian menolak difoto karena mengetahui mereka memiliki "kembaran". Menurut Brunelle, mungkin ketika mengetahui hal ini, ego mereka terguncang dan jati dirinya sedikit goyah. 


Berikut contoh lain mereka yang dipotret oleh Brunelle:




 Sylvie Gagnon dan Caroline Dhavernas




 Rudi Kistler dan Maurus Oehman




Mereka tidak memiliki hubungan darah, namun memiliki kesamaan fitur wajah yang luar biasa. 



Sedangkan kesamaan wajah dengan orang-orang yang pernah hidup di masa lampau, ternyata bukan hanya dialami oleh Galuppo.




Contohnya seperti yang terlihat berikut ini. 



Orang di sebelah kiri foto di bawah ini adalah Vsevolod Mikhailovich Garshin, seorang penulis Rusia yang hidup pada abad ke-19. Sedangkan yang di sebelah kanan adalah seorang komedian Amerika Serikat, Jon Stewart.




Berikut (sebelah kiri) adalah sebuah lukisan dari seorang pria yang dibuat tahun 1835 oleh seniman Denmark, Christen Købke. Sedangkan pria di sebelah kanan adalah aktor Amerika Serikat, John Krasinski.




Lalu, sebagai intermezo, lukisan di bawah ini dibuat tahun 1544 oleh George Pencz. Bisakah kalian menyebutkan nama tokoh masa kini yang menyerupai wajahnya?




Jika kita melihat foto-foto di atas, ada satu hal yang menarik. Apabila kita memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, kita bisa menemukan banyak detail yang sesungguhnya tidak sama persis. Ini menunjukkan kalau pengenalan akan wajah sebenarnya juga banyak dipengaruhi oleh persepsi. Itulah sebabnya mengapa Brunelle memotret pasangan-pasangan "kembar" itu dalam format hitam putih. Hal ini dilakukan supaya perbedaan detail yang bisa mengacaukan persepsi kita dapat diminimalisir.



Contoh campur tangan persepsi yang lain adalah kemiripan yang bisa terlihat pada dua orang sahabat atau sepasang suami istri.



Ketika dua orang sahabat menjalin hubungan yang cukup lama, mereka akan cenderung meniru satu sama lain. Entahkah ekspresi wajah, cara tersenyum atau cara meringis. Ini membuat wajah mereka terlihat sedikit mirip dan persepsi kita akan memperbesar kemiripan tersebut.  Hal ini juga menunjukkan kalau kita mengenali wajah seseorang secara holistik (menyeluruh) dan bukan dari detail-detail kecil.



Jadi, kembali kepada pertanyaan yang menjadi judul dari postingan ini. Apakah kita memiliki "kembaran" di dunia ini? Saya rasa iya dan itu bukanlah sesuatu yang luar biasa.


Maaf untuk penggemar Vampire dan Time Traveller. Not this time.



Sebelum saya akhiri postingan ini, mari kita sedikit bermain pengenalan wajah. 



Ilusi di bawah ini disebut Thatcher Illusion atau Thatcher Effect yang diambil dari nama mantan perdana Inggris Margaret Thatcher. Ilusi ini menunjukkan kalau manusia memang mengenali wajah secara holistik, bukan dengan detail seperti yang sudah saya singgung di atas. 



Berikut adalah foto mantan perdana menteri Tony Blair



Sekarang, coba lihat gambar berikut ini dan temukan perbedaan antara foto A dan B. 





Sudahkah kalian menemukannya?



Mungkin kalian akan berkata: "Bro enigma, tidak ada perbedaan diantara kedua wajah itu."



Baiklah, jika kalian tidak melihat ada perbedaan, fotonya saya putar 180 derajat. Sekarang bisakah kalian menemukan perbedaannya?







Percayalah, Set foto yang kedua ini sama dengan set foto yang pertama. Jika kalian tidak percaya dan menganggap saya telah melakukan penipuan, kalian bisa kembali ke set foto pertama, lalu lakukan handstand dengan kepala di bawah dan kaki di atas untuk melihatnya dengan benar. Atau kalian bisa membalik layar monitor kalian 180 derajat. Atau kalian cukup menyimpan set foto pertama ke komputer dan merotasinya dengan aplikasi paint atau microsoft word.



Menarik bukan?



source: http://www.enigmablogger.com


Foto sepasang naga Kutai yang menggemparkan warga

kompas.com memuat sebuah berita (yang diambil dari tribun kaltim) mengenai penampakan sepasang naga/ular raksasa di wilayah Kutai Barat. Berita ini disertai sebuah foto.




Pada hari ketika berita itu dimuat kompas.com, seorang pembaca mengirim sebuah email mengenai hal ini dan meminta saya untuk mempostingnya. Ketika saya membaca berita tersebut dan melihat foto yang disertainya, saya tidak terkesan sama sekali karena bagi saya foto itu jelas terlihat seperti sebuah karya photoshop. Jadi, saya tidak punya niat untuk mempostingnya.

Namun masalahnya adalah, setelah lebih dari satu tahun, saya masih saja menerima pertanyaan mengenai foto ini. Jadi untuk menjawab pertanyaan sebagian pembaca yang masih penasaran, saya akan mengomentari foto tersebut dengan menyertakan alasan mengapa saya percaya kalau foto tersebut adalah sebuah rekayasa.

Bagi kalian yang belum pernah mendengar berita ini, berikut cuplikan darikompas.com tanggal 5 Februari 2010. Kompas mengambil berita ini dari kaltim.tribun.co.id yang masih merupakan media grup Kompas.

KOMPAS.com — Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

Ular raksasa yang melintas di sungai itu diyakini masyarakat Suku Dayak sebagai naga. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, sebenarnya peristiwa kemunculan naga terjadi Jumat (29/1/2010).


Saat itu sebuah longboat berangkat dari Long Bagun menuju Long Pahangai. Longboat tiba siang hari di Kampung Long Tuyuq, hulunya Riam Haloq. Saat itulah motoris dan penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa melintas di permukaan Sungai Mahakam dari arah berlawanan.


Begitu mengetahui sepasang naga lewat, motoris langsung menepikan longboat ke tepi sungai karena khawatir menjadi korban. "Ternyata kedua naga itu berjalan terus dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran longboat," tutur Dodik, yang mendengar cerita dari keluarganya di Mahakam Ulu.


Setelah itu, motoris dan beberapa penumpang langsung mengambil gambar menggunakan ponsel berkamera karena menganggap itu sebuah momen langka. Di wilayah Kubar sendiri foto ular raksasa itu telah tersebar dan masyarakat menjadi heboh.



Ia menambahkan, sebelumnya di Long Tuyoq bahkan ada seorang warga dan anaknya yang sedang berburu babi melihat ular raksasa tersebut. Saking kagetnya, sang anak sampai tidak bisa berbicara hingga kini.

Sebelumnya, pada Februari 2009, Kalimantan juga bikin heboh dunia saat muncul sebuah foto udara yang memperlihatkan ular raksasa tengah melintas di sebuah sungai di Sarawak, Malaysia. Ular raksasa itu berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan.

Sebuah foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut. Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009.

Foto itulah yang menjadi perdebatan. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun, selama ini ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau piton atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter.

Namun, ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, itu jauh lebih panjang dan besar dibandingkan dengan temuan piton. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.

Gambar tersebut diambil oleh anggota tim wilayah bencana banjir yang kemudian diterbitkan oleh Utusan Sarawak, sebuah koran lokal. New Straits Times di Kuala Lumpur juga memuat foto tersebut, yang kemudian dirilis oleh The Telegraph, Inggris.

Ada juga yang tidak memercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal itu karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan sebab sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.

Saya merekomendasikan kalian untuk membaca berita tersebut secara penuh dengan mengklik link yang saya sertakan di atas.

Saya yakin, beberapa dari kalian yang melihat foto tersebut akan segera tertawa. Tidak heran, saya memang percaya ada orang yang memiliki kepekaan terhadap sebuah rekayasa, apalagi rekayasa yang "kasar".

Namun bagi kalian yang tidak memiliki kepekaan itu dan ingin mengetahui alasan yang lebih jelas, saya akan berikan tiga alasan mengapa saya yakin kalau foto tersebut adalah hasil rekayasa.

Alasan pertama adalah, adanya bekas-bekas sentuhan photoshop pada tubuh ular tersebut.

Bahkan jika kita hanya melihat dengan sekilas, kita bisa melihat adanya blurpada tubuh ular tersebut. Blur ini tidak terlihat pada kepala ular.

Ini wajar karena tubuh ular yang berada di dalam air akan lebih sulit direkayasa dibandingkan bagian kepala yang berada di atas permukaan air. Mungkin sang perekayasa menggunakan efek blur atau smudge pada photoshop untuk menciptakan efek riak air. Namun usaha ini tidak berhasil karena bagian tersebut terlihat tidak alami dan berbeda dengan sekitarnya.

Alasan kedua adalah, kesaksian yang meragukan.

Saya kutip:

"Menurut seorang warga Kampung Lutan, Kecamatan Long Hubung, sebenarnya ada dua naga yang terlihat. Satu naga diyakini berjenis jantan karena di kepalanya ada dua tanduk dan naga betina karena tidak ada tanduknya. Kedua binatang itu memiliki empat kaki, warna kulit hitam dengan panjang sekitar 40 meter dan diameter tubuh sekitar 60 sentimeter."

Menurut kesaksian seorang warga, ada dua naga yang terlihat dan masing-masing memiliki empat kaki.

Agak mengherankan jika disebutkan ada dua naga yang terlihat sedangkan hanya ada satu naga di dalam foto.

Namun, anggaplah kalau kedua naga ini memang tidak saling berdampingan.Naga jantan yang bertanduk berada jauh di depan sehingga tidak terpotret. Kalau begitu, pertanyaannya selanjutnya adalah:

"Bagaimana para saksi bisa mengetahui kalau naga itu memiliki empat kaki?"

Bukankah kaki mereka berada di dalam air yang coklat berlumpur?

Bagaimana cara mereka melihatnya?

Apakah naga tersebut sempat berenang dengan gaya punggung?


Lalu, mungkin dari kalian ada yang berargumen: "Bisa saja kesaksian dan foto itu tidak saling berhubungan. Foto itu benar diambil di Riam Haloq, sedangkan kesaksian yang dikutip kompas.com merujuk ke naga yang lain."

Memang benar, bisa seperti itu. Namun sang wartawan mengindikasikan kalau keduanya saling berhubungan. Bukankah begitu?

Alasan ketiga adalah, posisi kepala sang naga.

Salah satu alasan mengapa saya langsung menganggap foto ini hasil rekayasa adalah karena posisi kepala ular yang tidak alamiah (selain karena bentuk kepalanya yang lebih menyerupai bebek ketimbang naga).

Posisi yang tidak alamiah ini mungkin disebabkan oleh dua hal, yaitu ingin menciptakan "efek ular" atau ingin menciptakan "efek monster danau".

Yang saya maksudkan dengan efek ular adalah posisi seperti kobra yang siap menyerang. Jika ia membuat foto dengan kepala seperti itu, orang yang melihatnya akan langsung teringat dengan ular.

Sedangkan efek monster danau adalah usaha untuk mengasosiasikan makhluk tersebut dengan monster danau yang paling terkenal di dunia, yaitu Nessie.

Nessie sendiri adalah monster danau yang paling terkenal di dunia yang dipercaya hidup di Danau Ness (Lochness), Skotlandia.

Imajinasi orang mengenai rupa makhluk ini dibentuk oleh foto yang disebutSurgeon Photo.

Walaupun foto ini terbukti hoax, namun masyarakat dunia terlanjur mengasosiasikan monster danau dengan leher panjang yang menjulur keluar dari air sehingga foto-foto hoax monster danau berikutnya selalu dibuat dengan posisi kepala dan leher seperti ini.

Masalahnya adalah, posisi leher dan kepala Nessie pada Hoax Surgeon Photo lebih masuk akal karena Nessie dipercaya sebagai Plesiosaurus.

Dalam kasus kita kali ini, makhluk yang dibicarakan adalah seekor ular/naga sehingga posisi leher atau kepalanya menjadi tidak tepat.
Berikut ini adalah contoh posisi kepala ular yang berenang di air.

Ular tidak pernah berenang dengan posisi kepala 90 derajat dengan permukaan air.

Pernahkah kalian menyaksikan sebuah film dokumenter mengenai ular?

Ketika ular itu bergerak/merayap, bagaimana posisi kepalanya?

Tentu saja sejajar dengan tanah.

Sama halnya dengan ketika ia berenang. Ia hanya memunculkan kepalanya sedikit untuk bernafas.

Menariknya, artikel ini juga menyebutkan mengenai adanya foto ular sepanjang 33 meter di utara Kalimantan yang didapat tahun 2009.

Mengenai foto-foto ini, saya sudah pernah mempostingnya. Ini juga hoax. Kalian bisa membacanya disini: Rekayasa Ular Raksasa Borneo.

Paling tidak, perekayasa foto ular sepanjang 33 meter tersebut membuat posisi kepala ular dengan benar. Mungkin karena ia merekayasanya dengan meniru gerakan ular yang asli.

Itulah tiga alasan mengapa saya menganggap foto itu sebagai sebuah rekayasa.

Sekarang pertanyaan berikutnya adalah, dari mana kompas.com mendapatkan foto tersebut?

Karena kompas.com menyebutkan sumber berita tersebut adalah tribun kaltim, maka masuk akal jika mereka mendapatkannya dari media tersebut. Saya berusaha menemukan berita awalnya di tribun kaltim dengan mengikuti beberapa link yang dicantumkan blog dan situs yang memuat berita ini, namun sayangnya, berita mengenai sepasang naga ini sudah lenyap dari situs tersebut.
Berita ini juga lenyap dari tribun palembang.

Beberapa media berita memang sering mengarsip berita yang sudah cukup lama untuk menghemat biaya. Namun untuk media sebesar tribunnews, agak mengherankan kalau berita yang baru berumur 1,5 tahun sudah masuk ke dalam arsip. Atau mungkin berita tersebut memang sengaja dihapus.

Tribun Banjarmasin
 masih memuat berita tersebut. Namun mereka tidak menyertakan foto.
Mungkin mereka pun merasa aneh dengan foto tersebut.

Benar-benar foto yang misterius!
 Bukankah begitu?

Nah, sebelum saya akhiri, saya ingin menegaskan kalau saya TIDAK beranggapan ular raksasa itu tidak ada. Yang saya tolak adalah keabsahan foto yang satu ini.

Lalu, percayakah saya dengan keberadaan ular raksasa di Kutai?

Saya tidak mengatakan kalau ular raksasa pasti ada di Kutai karena saya belum pernah memeriksa kota Kutai secara keseluruhan. Namun saya tidak heran kalau di dunia ini ada ular raksasa sepanjang belasan atau puluhan meter. Apalagi untuk Kutai yang terbiasa dengan buaya sepanjang 6 meter.